a. Profesi/Pekerjaan untuk Memperoleh Penghasilan
Pernahkahn Anda mengamati aktivitas sehari – hari orang dewasa? Mungkin Anda bisa mengamati bapak, ibu, paman, ataupun orang – orang dewasa yang ada di seitar Anda. Apabila Anda amati dalam kehidupan sehari – hari seorang dewasa (dalam suatu keluarga paling tidak kepala keluarganya), Anda akan menemukan bahwa ia menekuni suatu kegiatan yang bisa mendatangkan rejeki untuk menghidupi dirinya dan keluarganya. Anda akan mengamati ada orang yang bekerja pada orang lain, dengan pekerjaan yang ditekuninya ia mendapatkan gaji atau upah. Mereka disebut sebagai pekerja atau pegawai. Rejeki yang mereka peroleh berupa gaji, tunjangan, serta jaminan – jaminan tertentu seperti jaminan pensiun, jaminan kesehatan dll.
Ada orang yang memperoleh rejeki dengan cara bekerja secara mandiri. Mereka menjual jasa pada orang lain, dan atas dasar jasa yang dilakukannya ia mendapatkan rejeki. Pekerja mandiri bervariasi dari tukang tambal ban di pinggir jalan, pemilik toko kelontong, hingga dokter, atau pengacara yang buka praktek sendiri
Ada orang yang mencari rejeki dengan membuka suatu usaha dan ia menggaji orang – orang profesional untuk menjalankan usaha itu. Ia bisa disebut sebagai pemilik usaha atau pengusaha. Orang – orang seperti ini bisa saja tidak menjalankan sendiri usahanya. Orang – orang yang menjadi pegawainyalah yang menjalankan usahanya, dan ia mendapatkan rejeki dari keuntungan yang diperoleh perusahaannya.
Selain itu, Ada orang yang orang yang menjadi penanam modal. Ia menginvestasikan dana yang dimilikinya untuk menghasilkan uang yang lebih banyak lagi. Orang ini desebut dengan investor.
a. The Cash Flow Quadrant R.T. Kiyosaki
Robert T. Kiyosaki menggambarkan empat kelompok manusia dalam suatu gambar kuadran yang disebut sebagai CASHFLOW Quadrant sebagai berikut :

– E singkatan dari Employee (pekerja/ karyawan)
– S singkatan dari Self Employee (Pekerja Mandiri)
– B singkatan dari Bussiness Owner (Pengusaha)
– I singkatan dari Investor (Penanam Modal)

Coba perhatikan gambar di atas. Pada sisi kiri dari kuadran itu ada dua kelompok orang yaitu kelompok “E” (pegawai atau karyawan) dan kelompok “S” (kaum pekerja mandiri), sementara pada kuadran sebelah kanan juga ada dua kelompok orang yaitu kelompok”B” (pemilik usaha) dan kelompok “I” (investor)
Mungkin ada pertanyaan apakah seseorang mesti harus ada pada salah satu kelompok di antara 4 kelompok tersebut. Dalam kehidupan nyata ternyata bisa saja seseorang berada sekaligus pada lebih dari satu kelompok. Kita bisa mengambil contoh seorang, dokter. Bisa saja ia adalah dokter pemerintah (Pegawai/ “E”). Namun pada waktu bebasnya ia melakukan praktek dokter di rumah (Pekerja mandiri/”S” ). Bahkan ada juga dokter yang memiliki rumah sakit sendiri. Untuk mengoperasionalkan rumah sakit tentu saja ia tidak bisa bekerja sendiri. Ia akan menggaji dokter lain, perawat, dan beberapa tenaga kerja lain agar rumah sakit tersebut bisa berjalan dengan baik. Dengan memiliki rumah sakit sendiri yang mempekerjakan beberapa karyawan, maka ia bisa digolongkan sebagai usahawan ( “B”). Kita dapat mengambil kesimpulan bahwa dokter seperti itu berarti masuk dalam tiga kuadran sekaligus. Sebagai pegawai (“E”), pekerja mandiri (“S”) dan sebagai usahawan (“B”). Coba renungkan akan berada di kuadran manakah Anda besok saat menjadi orang dewasa. Apakah anda akan menjadi Karyawan atau Pegawai (“E”), Pekerja mandiri (Self Employer (“S”), pengusaha (“B”), ataukah sebagai Investor (“I”)
Pada kesempatan kali ini anda akan diajak mencermati kuadran kiri yang terdiri dari karyawan (“E”) dan Pekerja mandiri(“S”). Apa saja yang dapat dimasukkan dalam kelompok “E” dan yang lebih penting bagaimana caranya anda dapat memasukinya? Demikian juga pada kelompok “S”, pekerja apa saja yang dapat digolongkan sebagai pekerja mandiri, serta bagaimana anda dapat memasukinya?
Pekerjaan yang masuk dalam dua kelompok tersebut, yaitu “E” dan “S” ternyata sangat bervariasi. Ada pekerjaan yang tidak menuntut keahlian khusus, sehingga siapapun asal mau melakukan pekerjaan itu dan menekuninya ia bisa mendapatkan rejeki untuk hidupnya. Untuk menjadi karyawan cleaning service seseorang tidak membutuhkan syarat keahlian khusus tertentu. Artinya ia tidak harus lulus sekolah tertentu agar bisa masuk dalam bekerja menjadi pekerja cleaning service. Seorang tamatan SMP, SMA, SMK, atau bahkan hanya tamat SD sekalipun bisa saja diterima dalam pekerjaan ini, asal ia sedikit mau mempelajari tugas – tugasnya. Daftar pekerjaan di bawah ini bisa menggambarkan beberapa pekerjaan yang tidak membutuhkan keahlian khusus. Artinya siapapun dengan latar belakang apapun bisa masuk dalam pekerjaan itu. Ketrampilan dalam mengerjakan tugas akan diperoleh melalui pengalaman. Daftar pekerjaan yang tidak menuntut keahlian khusus :
Tukang tambal ban, Bakul bakso keliling, Loper koran, Pembuat bata, Tukang becak, Kuli bangunan, Mendirikan warung di rumah
Kedua, ada pekerjaan yang memerlukan keahlian tertentu, dimana keahlian ini bisa diperoleh melalui pelatihan – pelatihan. Pelatihan atau pendidikan yang diperlukan agar ia mendapatkan keahlian itu bisa dilaksanakan melalui pendidikan formal, bisa juga dilakukan melalui pendidikan non formal. Pekerjaan jenis ini bisa dimasuki oleh siapa saja dari latar belakang pendidikan apapun, asalkan ia mau belajar untuk memperoleh keahlian itu. Sebagai contoh apabila anda ingin menjadi montir elektronika, maka anda harus memiliki keahlian di bidang elektronika. Untuk mendapatkan keahlian di bidang elektronika anda bisa mengikuti pendidikan pelatihan elektronika. Pada beberapa kasus bahkan ada orang yang memiliki keahlian di bidang elektronika karena ia bertahun – tahun bekerja menjadi pembantu montir elektronika yang mengijinkan ia membantu sambil belajar tentang elektronika.
Di bawah ini beberapa contoh pekerjaan seperti itu. Daftar pekerjaan yang menuntut keahlian khusus, dan keahlian itu bisa diperoleh melalui pelatihan:
Montir mobil, Perias pengantin, Pekerja salon, Fotografer, Artis,
Pelukis, Sopir
Ketiga, ada pekerjaan yang membutuhkan keahlian khusus dan keahlian itu hanya diperoleh melalui pendidikan formal di sekolah dan karenanya seseorang yang ingin memasuki pekerjaan tersebut harus memiliki bekal ijazah pendidikan tertentu. Seseorang yang ingin menjadi hakim, haruslah lulusan dari perguruan tinggi fakultas hukum. Orang yang tidak memiliki ijasah sarjana hukum tidak dimungkinkan untuk menjadi hakim. Anda yang ingin jadi perancang bangunan, baik bekerja dalam suatu perusahaan atau bekerja mandiri haruslah memiliki pendidikan yang sesuai dari jurusan arsitektur. Daftar pekerjaan yang menuntut keahlian khusus dan keahlian itu didapatkan melalui pendidikan formal di sekolah :
Hakim, Perawat, Guru, Dokter, Pilot
Apakah suatu pekerjaan termasuk dalam kelompok “E” (karyawan) atau “S” (pekerja mandiri)? Ternyata penggolongan dalam kelompok “E” atau “S” bukanlah dilihat dari sudut pekerjaannya tapi dari sudut bagaimana ia mendapatkan rejeki dengan pekerjaannya itu. Kembali kita ambil contoh seorang dokter. Seorang dokter bisa disebut karyawan dan masuk golongan “E” apabila ia menjadi karyawan dalam sebuah instansi atau rumah sakit. Dari kerja yang dilakukannya itu ia mendapat gaji, tunjangan dan jaminan – jaminan tertentu dari instansi tempatnya bekerja. Namun ia adalah pekerja mandiri dan masuk golongan “S” apabila ia buka praktek sendiri. Dan ia mendapatkan rejeki berdasarkan layanan yang ia lakukan pada pasiennya. Makin banyak pasiennya maka makin banyak pula ia memperoleh rejeki. Contoh ini dapat diperlebar pada beberapa pekerjaan lainnya. Montir yang bekerja pada suatu bengkel bisa disebut pekerja. Tapi montir yang memiliki bengkel sendiri digolongkan sebagai pekerja mandiri.

By 行政

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

ACEWEBX Live Support